Yusmadyza Rifqizain Salsabila (12204193182)
TMT 6A
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung
Sebagai manusia yang merupakan makhluk Allah swt. paling sempurna dengan nikmat akal pikiran. Tentunya kita pernah berpikir bagaimana Allah menciptakan alam semesta beserta isinya. Ketika kita bernalar, pikiran kita tidak sampai pada kuasa Allah yang sangat besar. Maha suci dan Maha Kuasa Allah atas apa yang telah diciptakan atas kehendaknya. Sebagaimana QS. An-Nur ayat 45, Allah secara spesifik menjelaskan kekuasaan-Nya dalam menciptakan makhluk berupa hewan dari air.
Berikut ayat, arti beserta tafsir yang menjelaskan kekuasaan Allah swt. pada penciptaan hewan.
وَاللّٰهُ خَلَقَ كُلَّ دَاۤبَّةٍ مِّنْ مَّاۤءٍۚ فَمِنْهُمْ مَّنْ يَّمْشِيْ عَلٰى بَطْنِهٖۚ وَمِنْهُمْ مَّنْ يَّمْشِيْ عَلٰى رِجْلَيْنِۚ وَمِنْهُمْ مَّنْ يَّمْشِيْ عَلٰٓى اَرْبَعٍۗ يَخْلُقُ اللّٰهُ مَا يَشَاۤءُۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
Artinya: “Dan Allah swt. menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian ada yang berjalan diatas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki, sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang Dia kehendaki. Sungguh, Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Tafsir surat An-Nur ayat 45, adalah sebagai berikut:
1. Dari ayat ini, Allah Maha Kuasa menjelaskan bahwasannya semua hewan yang Allah swt ciptakan berasal dari air. “Air” yang dimaksud disini adalah cairan (sel telur/sel sperma) yang dikeluarkan ketika kedua hewan saling kawin/bereproduksi.
2. Ayat ini juga menjelaskan bahwasannya, Allah swt. menciptakan hewan dengan bermacam bentuk. Bentuk-bentuk yang dimaksud misalnya adalah hewan yang berkaki dua, hewan yang berkaki empat, hewan yang berjalan diatas perutnya, hewan yang mempunyai rumah, hewan yang dapat hidup di dua tempat, hewan dengan perkembangbiakan yang bermacam-macam, hewan jinak/liar, dan sebagainya.
3. Serta Allah swt menciptakan segala bentuk hewan dengan apa yang Dia kehendaki.
Nah berbicara mengenai makhluk Allah swt. berupa hewan, penulis kali ini tertarik untuk membahas mengenai hewan katak, yang lebih spesifiknya akan membahas mengenai cara reproduksi katak menurut ilmu pengetahuan sains yang didasarkan pada ayat-ayat Alquran.
Sebelum membahas mengenai sistem reproduksinya, Allah swt. telah memuliakan hewan ini dengan menyebutkannya dalam Al-Quran, yaitu QS. Al Isra’ ayat 101 dan QS. Al A’raf ayat 133. Berikut ayat beserta penjelasan artinya.
QS. Al Isra’ ayat 101,
وَلَقَدْ اٰتَيْنَا مُوْسٰى تِسْعَ اٰيٰتٍۢ بَيِّنٰتٍ فَسْـَٔلْ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ اِذْ جَاۤءَهُمْ فَقَالَ لَهٗ فِرْعَوْنُ اِنِّيْ لَاَظُنُّكَ يٰمُوْسٰى مَسْحُوْرًا
Artinya: “Dan sungguh, Kami telah memberikan kepada Musa sembilan mukjizat yang nyata maka tanyakanlah kepada Bani Israil ketika Musa datang kepada mereka lalu Fir;aun berkata kepadanya, “Wahai Musa! Sesungguhnya aku benar-benar menduga engkau terkena sihir.”
QS. Al A’raf ayat 133,
فَاَرْسَلْنَا عَلَيْهِمُ الطُّوْفَانَ وَالْجَرَادَ وَالْقُمَّلَ وَالضَّفَادِعَ وَالدَّمَ اٰيٰتٍ مُّفَصَّلٰتٍۗ فَاسْتَكْبَرُوْا وَكَانُوْا قَوْمًا مُّجْرِمِيْنَ
Artinya: “Maka Kami kirimkan kepada mereka topan, belalang, kutu, katak, dan darah (air minum berubah menjadi darah) sebagai bukti-bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa”
Dari penjelasan arti QS. Al Isra’ ayat 101 dan QS. Al A’raf ayat 133, dapat diketahui bahwa katak menjadi salah satu hewan yang dijelaskan Allah dalam Al Quran. Menjadi salah satu mukjizat yang diturunkan untuk membantu Nabi Musa dalam menghadapi Raja Fir’an serta kaumnya yang telah menyombongkan diri dan melampaui batas dalam mendurhakai Allah swt. Maha Suci Allah dengan segala firman-Nya.
Menurut pandangan Islam, sistem reproduksi merupakan prasyarat bagi kelangsungan kehidupan. Hal tersebut menjadi sistem yang diciptakan oleh Allah swt. Dia yang menciptakan makhluk hidup dan Dia juga yang menciptakan keturunannya hadir ke dunia. Hal tersebut sebagaimana dijelaskan dalam QS. Al Mu’minun ayat 79, sebagai berikut.
وَهُوَ الَّذِيْ ذَرَاَكُمْ فِى الْاَرْضِ وَاِلَيْهِ تُحْشَرُوْنَ
Artinya: “Dan Dialah yang menciptakan serta mengembangbiakkan kamu di bumi ini dan kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan.”
Sedangkan menurut pandangan ilmu pengetahuan sains, reproduksi merupakan salah satu kemampuan hewan yang sangat penting. Tanpa kemampuan tersebut, suatu jenis hewan akan punah. Oleh karena itu perlu dihasilkan sejumlah besar individu baru yang akan mempertahankan jenis suatu hewan. Proses pembentukan individu baru itulah yang disebut reproduksi.
Katak merupakan salah satu hewan ciptaan Allah swt. yang tergolong jenis amfibi pemakan serangga. Katak menjadi salah satu hewan yang dapat hidup di tempat yang memiliki kelembaban tinggi serta bersuhu panas. Hewan ini sering ditemui di area persawahan, hutan, dan juga rawa-rawa.
Pembuahan pada katak dilakukan diluar tubuh. Prosesnya yaitu katak jantan akan melekat di punggung betinanya dan memeluk erat bagian ketiak katak betina. Pembuahan tersebut terjadi ketika katak jantan memijat perut katak betika ketika katak-katak tersebut berenang di air. Dari sini katak betina akan mengeluarkan sel telurnya, dan pada saat yang bersamaan katak jantan juga mengeluarkan sel sperma, sehingga pembuahan akan terjadi di dalam air.
Katak tergolong hewan vertebrata yang mengalami proses metamorfosis yang sempurna dalam proses perkembangannya. Bentuk tubuh katak akan berbeda-beda di setiap siklus metamorfosis. Metamorfosis katak terdiri dari empat fase, yaitu telur, kecebong, katak muda, dan terakhir katak dewasa. Penjelasan mengenai metamorfosis katak sebagai berikut.
1. Telur katak
Metamorfosis katak dimulai dari telur. Dalam tahap ini katak betina dapat mengeluarkan telur sebanyak lebih dari 20.000 ekor. Umumnya telur akan menetas saat usia mencapai satu hingga tiga minggu.
Pada fase ini, telur-telur katak tidak mendapatkan penjagaan dari induknya atau dengan kata lain katak betina membiarkan telur-telurnya menetas dengan sendiri. Biasanya telur-telur katak didapati menempel di tumbuhan yang terdapat di air, di bawah air, atau juga katak betina menitipkan telur-telurnya di punggung katak jantan.
2. Kecobong atau berudu
Kecobong disebut sebagai fase kedua dalam metamorfosis katak setelah telur katak menetas. Kecebong atau berudu mempunyai insang yang digunakan untuk hidup di dalam air. Insang tersebut akan muncul pada tubuh kecebong setelah dua hari menetas dari telur.
Pada tahap ini kecebong atau berudu hanya hidup secara tertutup di dalam air. Perkembangan katak paling rumit terjadi pada fase ini. Berudu pada fase ini terjadi melalui tiga tahap: berudu tanpa kaki (terjadi diantara rentang waktu 1-7 hari setelah menetas), berudu dua kaki (terjadi diantara rentang waktu 7-10 setelah menetas), dan berudu empat kaki (terjadi pada usia 4-6 minggu). Pada berudu berkaki empat ini ditandai dengan munculnya paru-paru. Pada usia 6-9 minggu, kecebong mulai terlihat bentuk kepala dan tubuhnya yang mulai memanjang.
3. Katak muda
Pada fase ini dimulai ketika kecebong menunjukkan perubahan secara fisiologis dan morfologis yaitu kisaran di minggu ke 12. Perubahan tersebut diantaranya adalah mulai hilangnya insang, melebarnya mulut katak, jari-jari kaki pada katak mulai tumbuh dan terbentuk sempurna, serta mulai munculnya paru-paru. Pada fase ini juga, katak mulai beradaptasi untuk hidup di daratan.
4. Katak dewasa
Fase ini disebut sebagai fase terakhir dalam metamorfosis katak. Rentang waktu fase katak muda menjadi katak dewasa ini masih tergolong singkat, yaitu hanya terjadi dalam waktu tiga minggu. Tepatnya katak sudah terbentuk secara sempurna pada minggu ke 16. Karakteristik katak dewasa ini ditandai dengan hilangnya ekor, paru-paru berfungsi dengan baik, kaki menjadi lebih kuat, jari-jari katak berselaput, dan habitat hidupnya sepenuhnya di daratan. Akan tetapi pada saat akan terjadi pembuahan katak akan menuju ke daerah perairan.
Berikut terdapat gambaran mengenai metamorfosis sempurna yang terjadi pada katak.
Dari pemaparan diatas membuktikan bahwa Allah kuasa atas semua makhluk, penciptaanya memiliki bentuk, karakteristik, serta tujuan yang jelas. Dengan bersandarkan pada dalil Al Quran surat An Nur ayat 45, “Allah swt. menciptakan semua hewan dari air” maka dibuktikan dengan benar selaras dengan kaca ilmu pengetahuan sains. Yang mana dapat penulis ketahui bahwasannya pemaparan mengenai perkembangan/reproduksi katak tersebut lingkupnya terpaut pada air dan perairan.
Bukan hanya itu, Allah juga menyebutkan dalam hadits Nabi bahwasannya Allah melarang manusia untuk membunuh katak. Hadits inisanadnya sahih sebagaimana dapat kita ambil hikmah bahwa katak merupakan hewan yang dimuliakan. Dengan adanya hadits ini secara tidak langsung Allah swt. menginginkan adanya hidup yang berkelangsungan pada katak. Maksudnya adalah Allah swt. menginginkan ekosistem katak tidak berakhir atau punah, dengan demikian Allah swt. tetap menghendaki adanya reproduksi katak secara terus-menerus.
Berikut ini penulis paparkan mengenai hadits larangan membunuh katak, sebagaimana dijelaskan dalam Hadits Anas bin Malik ra. Diriwayatkan oleh Abdurrazaaq dalam kitabnya “Al-Mushannaf” 4/446 no.8392:
قَالَ: أَخْبَرَنَا أَبُو سَعِيدٍ الشَّامِيُّ، عَنْ أَبَانَ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَمِّنُوا الضُّفْدَعَ؛ فَإِنَّ صَوْتَهُ الَّذِي تَسْمَعُونَ تَسْبِيحٌ، وَتَقْدِيسٌ، وَتَكْبِيرٌ، إِنَّ الْبَهَائِمَ اسْتَأْذَنَتْ رَبَّهَا فِي أَنْ تُطْفِئَ النَّارَ عَنْ إِبْرَاهِيمَ، فَأَذِنَ لِلضَّفَادِعِ فَتَرَاكَبَتْ عَلَيْهِ، فَأَبْدَلَهَا اللَّهُ بِحَرِّ النَّارِ الْمَاءَ»
Artinya: Rasulullah saw. Bersabda: “Berilah keamanan bagi kodok (jangan dibunuh), karena sesungguhnya suaranya yang kalian dengar adalah tasbih, taqdis, dan takbir. Sesungguhnya hewan-hewan meminta izin kepada Rabb-nya untuk memadamkan api dari Nabi Ibrahim, maka izinkanlah bagi kodok. Kemudian api menimpanya maka Allah swt. menggantikan untuknya panas api dengan air.”
Sanad hadits ini sahih, Abu Sa’id Asy-Syaamiy Ibrahim bin Abi ‘Ablah (152 H), dan Abaab bin Shaalih, yang keduanya tsiqah (periwayatan haditsnya sahih).
Pemaparan hadits beserta penjelasannya ini menjadi salah satu informasi pendukung untuk mnyempurnakan artikel ini. Sebagaimana dalam inti dari bahasan artikel ini adalah keagungan Allah swt pada sistem reproduksi katak kaitannya ilmu pengetahuan sains. Maka penulis mengaitkannya dengan Ilmu Al-Quran dan Hadits.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa sistem reproduksi berdasarkan ilmu Islam (Ilmu dari Al-Quran maupun hadits) dan ilmu pengetahuan sains saling berkaitan. Dengan mana, penjelasan dalam Al Quran tersusun secara umum, kemudian dilengkapi penjelasan khusus dari ilmu pengetahuan sains. Sehingga didapatkan penjelasan reproduksi katak berdasarkan Al Quran dan ilmu pengetahuan sains sebagaimana dijelaskan dalam artikel ini.
DAFTAR RUJUKAN
Tafsir ‘Ilmi. 2012. Hewan dalam Perspektif Al-Quran dan Sains. Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran.
Purnamasari, Risa & Santi Dwi Rukma. Fisiologi Hewan. Surabaya: Program Studi Arsitektur UIN Sunan Ampel.
QuranHadits. Al-Qur’an Surat Al A’raf Ayat 133. https://tokopedia.com/s/quran/al-araf/ayat-133. Diakses pada Jumat, 17 Juni 2022 pukul 18.35.
QuranHadits. Al-Qur’an Surat Al Isra’ Ayat 101. https://tokopedia.com/s/quran/al-isra/ayat-101. Diakses pada Jumat, 17 Juni 2022 pukul 18.37.
QuranHadits. Al-Qur’an Surat Al Mu’minun Ayat 79. https://tokopedia.com/s/quran/al-muminun/ayat-79. Diakses pada Jumat, 17 Juni 2022 pukul 18.40.
QuranHadits. Al-Qur’an Surat An-Nur Ayat 45. https://tokopedia.com/s/quran/an-nur/ayat-45. Diakses pada Jumat, 17 Juni 2022 pukul 20.40.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar